 |
“Kalau untuk ATM. Dulu memang telah pernah, tetapi saat ini mulai lagi, yakni nempel call center gunakan nomor HP, ” kata Direktur Service Customer Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sondang Martha Samosir di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (13/1/2016).
Pelaku menggunakan kepanikan pemakai ATM saat kartunya miliki permasalahan. Persoalan yang sering terjadi biasanya berupa kartu yang tertelan dan yang lain.
“Biasanya orang cemas, dia telephone dan pada akhirnya terjebak, ” kata Sondang.
Untuk jauhi permasalahan kejahatan itu, Sondang meminta agar nasabah menyimpan nomor call centre bank punya masing-masing. Maka dari itu, pas berlangsung permasalahan, ia tak panik
dan langsung menelepon call centre yang benar.
Terkecuali modus kejahatan berbentuk penempelan nomor salah itu, Sondang juga mengingatkan ada kejahatan lain berbentuk penukaran kartu ATM palsu.
“Ada lagi yang menyampaikan saya terasa kartu saya di kantong, kok uangnya hilang. Kenyataannya kartu saat dia mengambil ATM, ditabrak, kartunya diganti dan yang dikantongnya kartu yang beda, ” kata Sondang.
Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
Peristiwa itu biasanya kerap terjadi di rumah sakit. Saat itu, kondisi nasabah tengah cemas dan tak sadar.
Untuk menghimpit kerugian lebih besar, Sondang meminta agar bank lebih responsif dalam menindaklanjuti permasalahan berkaitan dengan penggunaan ATM dari nasabah.
“Kadang-kadang call center jaka sembung naik kodok. Kaga nyambung. Waktu di bertanya, nama saudara, ibu kandung, keburu bablas (hilang), ” kata Sondang.
Harusnya, lanjut Sondang, ada langkah lebih mudah untuk mengurus kartu ATM yang tertelan. Hingga nasabah lebih aman